Keterbukaan adalah kunci sebuah hubungan harmonis dan langgeng.
Komunikasi tentang kehidupan seksual pun penting dilakukan dalam sebuah
hubungan asmara.
Berdasar jajak pendapat yang dilakukan terhadap 1.200 pasangan usia
15-24 tahun, 70 persen di antaranya tidak pernah berbicara terbuka
tentang kehidupan seksual mereka di masa lampau, sebelum melakukan
hubungan seksual dengan pasangan baru. Sedangkan sisanya, merasa sungkan
meminta pasangan mengenakan kondom.
Sementara 25 persen menyatakan, malu berbicara dengan pasangan
mengenai seks aman, infeksi menular seksual, dan kontrasepsi. Namun,
pada dasarnya mayoritas menghargai keterbukaan tentang penyakit seksual.
Para peneliti yang tergabung dalam proyek kampanye bertajuk 'Sex
Worth Talking About' ini menyimpulkan bahwa keterbukaan mengenai masalah
seksual menjadi indikator keberhasilan sebuah hubungan. "Jika orang
tidak cukup akrab untuk terbuka tentang hal ini, hubungan tidak mungkin
bertahan lama," kata Dr. Catherine Hood.
Hasil jajak pendapat itu mengungkap banyak. Selain banyak pasangan
yang akhirnya menyadari pentingnya keterbukaan komunikasi masalah
seksual, sebagian dari mereka juga mulai belajar mengurangi rasa malu
untuk berbicara terbuka. Mereka mengubah cara pandang itu setelah
mendapat banyak pengetahuan tentang penularan penyakit seksual, yang
bisa mengancam keharmonisan hubungan mereka.
Dalam kampanyenya, Hood juga menekankan pentingnya tes uji klamidia
untuk mendeteksi infeksi penyakit menular seksual yang biasanya muncul
tanpa menunjukkan gejala. "Jika tidak diobati, klamidia dapat
menyebabkan kemandulan dan masalah-masalah kesehatan yang serius,"
|