Sekilas tentang Kinky Sex
SEJUMLAH orang barangkali akan langsung mengernyitkan wajah ketika mendengar istilah kinky sex, yang tampak merujuk pada praktek seksual di mana rasa sakit, kenikmatan, dan perasaan bersalah berbaur menjadi satu.
Menurut ahli seksologi, saat ini semakin banyak pasangan yang
mencari sesuatu yang lebih dalam kehidupan seksual mereka, dan
ketertarikan terhadap sado-masochism kian meningkat.
Sepanjang sejarah, fenomena kinky sex muncul
dalam berbagai mitos, literatur, sampai ilmu antropologi. Berdasarkan
legenda, Catherine the Great dipercaya memiliki hubungan ''spesial''
dengan kudanya. Sedangkan menurut penelitian Robert Dunlap, seorang
terapis seks sekaligus pembuat film dari California, di sejumlah
kebudayaan Afrika, kaum perempuannya membantu ''menuntun'' bocah
laki-laki menuju kedewasaan.
Terlepas dari berbagai nada mencemooh dan perasaan jijik yang
diperlihatkan sejumlah orang terhadap fenomena ini--karena dianggap
tabu dan berada di luar batas kewajaran--kinky sex
agaknya justru kian populer. Hal itu terlihat dari semakin banyaknya
buku, film, serta situs internet yang mengupas masalah tersebut.
What is kinky? Bermacam-macam fantasi dilontarkan orang tentang hal apa saja yang dikategorikan kinky, mulai dari dominatrix, bondage, sampai flogging. Di dalam film berjudul Beyond Vanilla
(2001), Dunlap mewawancarai beberapa orang yang mengungkapkan fantasi
untuk bercinta di kursi belakang taksi, meneteskan lilin ke atas
testis, bercinta dengan mengenakan borgol dan penutup mata, berhubungan
intim secara paksa, dan lain sebagainya.
Lantas, sebatas apakah kinky sex tersebut masih dapat dikatakan normal?
Menurut para seksologis yang mempelajari batas-batas terluar
kejiwaan manusia, sesuatu yang abnormal itu belum tentu tidak
benar-benar natural. Alfred Kinsley, seorang pionir yang meneliti
masalah seksualitas pada 1940 sampai 1950-an pernah berkata,
satu-satunya tindakan seksual yang tidak alami adalah yang tidak mampu
dilakukan seseorang.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan arena yang aman
untuk bereksperimen dalam seks. Setiap pasangan harus memiliki
perjanjian khusus untuk membuat keduanya merasa sama-sama nyaman
melakukan aktivitas tersebut. Misalnya, dengan membuat permainan seks
menjadi lebih fun dan tidak terkesan menyeramkan.
|
Category: My articles | Added by: bebas (09 Aug 2009)
|
Views: 626
| Rating: 0.0/0 |
|
|
[ Our poll ] |
|
[ Statistics ] |
Total online: 1 Guests: 1 Users: 0 |
|